Suku Bugis dikenal sebagai perantau ulung. Ini tidak bisa dipisahkan dari keinginan orang Bugis untuk hidup merdeka. Masyarakat Bugis mulai meninggalkan tanah nenek moyangnya, sejak terjadinya pertikaian etnik antara Kerajaan Bugis dan Makassar pada Abad ke 16 & 17, hingga saat Belanda masuk ke Indonesia di Abad ke 17 dan 18.
Mereka tidak hanya merantau tapi, orang bugis yang juga dikenal sebagai pejuang yang gagah berani menyebar ke seluruh pelosok Indonesia membantu mengusir penjajah. Raja Madura, Buton dan Lombok pernah meminta bantuan bala tentara Bugis ke Kekerajaan Bugis untuk mengusir penjajah dari tanah mereka.
Orang Bugis yang juga dikenal sebagai pelaut ulung, hingga saat ini tidak hanya menyebar di Indonesia, Malaysia dan Singapura tapi juga sampai ke Thailand, Philipina, Australia Utara hingga ke Madagaskar dan Afrika Selatan.
Umumnya warga Bugis mudah sekali beradaptasi dengan daerah yang mereka tinggali. Hal itu tidak terlepas dari falsafah hidup mereka ‘Dimana Langit Dijunjung, Disitu Bumi Dipijak’. Artinya, bahwa orang Bugis bisa menyesuaikan diri dimana pun mereka berada. Tidak heran, Orang Bugis di Malaysia, akan menjadi orang Melayu, begitu juga di Singapura dan Brunai.
Sejarah Singapura sendiri tidak bisa dilepaskan dari Orang Bugis. Menurur Wikipedia yang mengambil beberapa literatur, orang Bugis termasuk penduduk pertama yang mendiami Singapura, Batam dan pulau pulau di sekitarnya, termasuk Johor di semenanjung Malaysia. Itulah sebabnya, Orang Melayu baik di Kepulauan Riau, Jambi, Malaysia, Singapura dan Brunei, memiliki kekerabatan yang erat dengan Orang Bugis. Kampung Bugis yang kini terkenal dengan Bugis Village dan Bugis Junction adalah bukti adanya ikatan kekerabatan dan sejarah itu.
(Referensi : http://en.wikipedia.org/wiki/Bugis_Street )
Bukti lain adanya ikatan emosional orang Bugis dan Orang Melayu Malaysia, yakni adanya kaitan sejarah antara kedua etnik ini. Seperti yang ditulis dalam petikan Wikipedia berbahasa Melayu berikut :
“Bugis memainkan peranan yang penting dalam sejarah di Tanah Melayu. Mereka terlibat secara langsung atau tidak langsung di dalam politik dan perbalahan negeri-negeri Melayu ketika itu, terutama sekali negeri Johor. Ianya bermula apabila Daeng Loklok ingin memerintah Johor tetapi tidak dipersetujui oleh pemerintah negeri Johor Riau Lingga ketika itu, iaitu Raja Kechil. Ini menyebabkan Daeng Loklok atau Bendahara Husain meminta bantuan Raja-Raja Bugis untuk menumpaskan Raja Kechil. Bermula dari sinilah campur tangan Bugis di Tanah Melayu. Malah, anak Daeng Chelak, Raja Lumu, dinobatkan sebagai Sultan Selangor pertama.”
Di Indonesia orang Bugis, banyak bergelut di dunia politik, hukum, tatanegara, dan perdagangan. Mantan Presiden RI, BJ Habibie adalah peranakan Bugis-Gorontalo, Wakil Presiden RI saat ini, Jusuf Kalla dan juru bicara Kepresidenan, Andi Alfian Mallarangeng, juga Orang Bugis. Orang Bugis juga banyak bekerja sebagai Jaksa dan Hakim. Namun, tidak banyak orang Bugis yang menjadi Pengacara, konon karena orang Bugis terkenal dengan sifatnya yang tidak suka berdebat kusir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar